Tanggal :26 April 2024

Perkembangan Desa Digital Lumahu di Gorontalo

Gambar 1. Ilustrasi Desa Digital by Sumanto

Pedesaan identik dengan daerah terpencil atau dapat dikatakan sebagai daerah yang akses terhadap informasi masih terbatas. Oleh karena itu, modal utama dalam meningkatkan dan memberdayakan pedesaan menjadi yang berbasiskan teknologi digital adalah ketersediaan jaringan internet (Nugroho, 2021). Menurut Fakhri (2019), mengutip pernyataan dari Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Rudiantara, bahwa terdapat 82,36% pedesaan di Indonesia telah terhubung internet. Namun, penggunaan internet dan teknologi digital tersebut harus didasarkan oleh pengetahuan dan kemampuan sehingga hasil dari penggunaan teknologi digital dan internet dapat tepat sasaran, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa tersebut (Nugroho, 2021:4). Digitalisasi adalah penggunaan Teknologi Informasi, dan Komunikasi (TIK) melalui perangkat digital seperti mobile phone, smartphone, dan komputer sehingga proses maupun mekanisme yang sebelumnya manual berubah menjadi otomatis (Nugroho, 2021). 

Lamahu, salah satu desa di Provinsi Gorontalo disebut-sebut sebagai desa percontohan penerapan digitalisasi desa, Konsep desa digital itu digagas jajaran aparat Desa Lamahu, Kecamatan Bulango Selatan, Bone Bolango, Gorontalo, dalam mengembangkan Command Center berbasis Android. Konsep Desa Digital ini pertama di Indonesia dalam pelaksanaan pemerintahan daerah (https://www.liputan6.com/regional/). 

Gambar 2. Sumber: contoh.kemendesa.go.id

Menurut Kepala Desa Lamahu, Hasan Hasiru, Command Center merupakan perwujudan cita-cita Pemerintah Desa Lamahu yang digagas bersama Karang Taruna dan Pemuda Elnino Center. Command Center dimaksudkan sebagai pusat pelayanan digital pemerintah desa yang banyak mendatangkan manfaat dalam melayani kebutuhan masyarakat. Cara kerjanya, Command Center nantinya menjadi satu pusat sistem desa digital untuk memantau aktivitas sekaligus memberikan layanan masyarakat dalam satu desa. Konsep desa digital itu juga ditunjang dengan 32 tiang cerdas atau smart pole dengan dilengkapi CCTV, Wi-Fi, lampu otomatis, serta sensor cahaya dan gerak. Semua itu dipasang di sembilan titik pada kawasan pinggiran desa dan 23 titik lagi di pemukiman rumah warga serta lahan pertanian. Untuk memanfaatkan fungsi Command Center masyarakat yang memiliki smartphone berbasis Android harus memiliki aplikasi Panic Button di Playstore. Aplikasi Panic Button di dalamnya tersedia tiga pilihan, yaitu layanan keamanan, kesehatan, dan pelayanan pengurusan berkas kependudukan atau keterangan surat izin (https://www.liputan6.com/regional/). 

Gambar 3. Sumber: mandalapos.co.id

“Jadi kalau ada pencurian tinggal langsung pencet saja tombol, maka direspons cepat warga dan aparat desa. Kalau pilih tombol layanan kesehatan pada aplikasi Panic Button itu berarti tandanya ada penanganan kesehatan yang segera ditangani, baik itu sakit, meninggal, atau ibu melahirkan,” kata Hasan.

Selain itu, “Di masing-masing perangkat desa dan dusun juga dibekali gawai untuk memantau keamanan desa melalui kamera pengawas yang tersebar di sudut jalan desa. Ini adalah e-Siskamling,” lanjut Hasan. Di sisi lain, masyarakat juga dapat memanfaatkan 17 jaringan internet yang terdapat di beberapa kawasan. Warga desa yang umumnya kaum muda dengan senangnya menggunakan media sosial di kawasan free wifi ini (https://regional.kompas.com/). 

Gambar 4. Sumber: regional.kompas.com

Implementasi desa digital ini mengusung konsep dalam pelayanan masyarakat dan pemerintahan. Sejalan dengan konsep Smart City dalam Smart Government dan Smart Branding yang mengedepankan pemanfaatan teknologi digital di lingkungan pemerintah maupun masyarakat. Sedangkan, pengaplikasian Smart Branding untuk memajukan dan meningkatkan potensi daya saing daerah dengan konsep Command Center.

Dengan pengimplementasian digitalisasi layanan ini, diharapkan menjadi pendorong peningkatan kesejahteraan ekonomi, menunjang proses pendidikan, dan menciptakan ketertiban warga dalam kehidupan bermasyarakat yang aman, nyaman, dan terkendali. 

Ditulis oleh Sadam Khadafi

Sumber:

  1. A, Azhar. 2017. Lamahu, Desa Digital Pertama di Indonesia. Dalam berita https://regional.kompas.com/read/2017/04/07/07070001/lamahu.desa.digital.pertama.di.indonesia diakses pada tanggal 9 September 2021. 
  2. Fakhri, F. 2019. “Menkominfo: 82% Desa Sudah Terhubung ke Internet 4G”.
  3. Moch Fachrurrozy. 2017. Mengenal Lamahu, Desa Digital Pertama di Indonesia. Dalam berita https://www.liputan6.com/regional/read/2979005/mengenal-lamahu-desa-digital-pertama-di-indonesia diakses pada tanggal 9 September 2021.
  4. Nugroho Lucky. 2021. “Konsep Pembangunan dan Pengembangan Desa Digital”, Universitas Mercu Buana.
Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »