Tanggal :26 April 2024

Smart City untuk Indonesia Cerdas

Apa itu Smart City? Istilah Smart City atau kota cerdas ini didefinisikan sebagai lingkungan perkotaan yang dirancang untuk peningkatan performa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) melalui “Intelligent management”. Smart City adalah suatu kota yang mampu memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam atau sumber daya manusia, dengan tujuan untuk mempertinggi efisiensi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperbaiki pelayanan masyarakat. Kini tren Smart City menjadi tren yang disambut antusias oleh kota-kota di Indonesia. Para visioner Smart City berharap bahwa Smart City akan mewujudkan peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu kita harus mendorong terciptanya Smart City di Indonesia. Kota-kota di Indonesia didorong untuk menjadi lebih cerdas, modern, efisien, efektif dan menjunjung tinggi kearifan lokal. Tantangan penataan kota yang kompleks memerlukan langkah yang smart, terpadu, dan sustainable. Dari hasil riset World Economic Forum pada 2015, beberapa tantangan di Indonesia adalah korupsi, birokrasi yang tidak efisien, dan supply infrastruktur yang tidak memadai. Kita harus mempunyai solusi untuk mendorong percepatan pemanfaatan teknologi ICT (Information and Communication Technology) untuk mewujudkan tata kelola pemerintah daerah dan pelayanan masyarakat. Salah satu kelebihan dari Smart City yaitu mengadopsi platform dan berbagai aplikasi yang paham dengan kebutuhan masyarakat. 

Smart City dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas pemerintah. Contohnya apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas, maka dapat dimonitoring melalui system Command Center. Hal ini tentu lebih efektif dan lebih efisien. Smart City juga berperan dalam membantu membangun infastruktur sosial masyarakat. 

Dibalik segala dampak positif yang diperoleh dari penerapan Smart City, terdapat berbagai tantangan perkotaan menuju Smart City. Kompleksitas permasalahan kota berkembang sangat cepat. Contohnya urbanisasi, polusi, dan transportasi. Urbanisasi seolah telah menjadi gaya hidup, bukan hanya migrasi fisik tapi juga interaksi social-culture. Warga desa berbondong-bondong berpindah ke kota untuk mendapatkan pekerjaan. Desa menjadi sumber bahan baku dan kota sebagai pemasok barang sehingga terjadi transaksi jual beli. Desa  memiliki banyak tenaga kerja dan kota menyediakan lapangan kerja, sehingga kedua wilayah saling membutuhkan. Hal tersebut juga didukung oleh penggunaan fasilitas transportasi desa dan kota yang saling terhubung. Urbanisasi melanda kota-kota diseluruh dunia tanpa terkecuali di Indonesia, kini 53% penduduk Indonesia tinggal di perkotaan. Akibatnya tantangan yang dihadapi kota kian kompleks dan menyebabkan kenyamanan makin surut. Kota harus tumbuh sebagai kota cerdas guna menghadapi kompleksitas. 

Smart City merupakan konsep penataan terintegrasi dalam jaringan teknologi digital melalui internet. Dari jaringan tersebut dibangun sebuah ekosistem dalam ragam aplikasi. Hal tersebut dilakukan agar warga dan pengambil kebijakan dapat mencari, mentransfer, dan mengakses informasi dalam berbagai hal urusan perkotaan. Baik dalam ekonomi, transportasi, tata kelola pemerintahan, pendidikan, serta kualitas hidup hingga lingkungan. Penelitian terdahulu berfokus kepada bagaimana Smart City dapat menjadi jawaban agar pelayanan publik lebih murah, cepat dan efektif. Hal yang akan muncul sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut adalah melakukan inovasi dan membangun pemerintahan yang kolaboratif (Chandra Eko Wahyudi Utomo, 2016; Praharaj, Han, & Hawken, 2018b; Sepriandi & Hussein, 2019; Sutanta, Aditya, & Astrini, 2016). Korea Selatan dan Singapore adalah contoh negara yang telah menerapkan Smart City. Di Indonesia beberapa kota telah menerapkan Smart City. Adapun kota-kota yang telah menerapkan Smart City di Indonesia diantaranya Jakarta, Surabaya, Bandung, Denpasar dan Yogyakarta. Pertama Jakarta, di kota Jakarta telah diterapkan unit pengelola Jakarta SmarCity Lounge (JSC Lounge)

Kenapa diberi nama Lounge? Karena arti kata Lounge adalah akronim dari learn yang artinya tempat belajar, berbagi, dan mendapatkan ilmu. Open yang berarti pemerintahan yang terbuka, kolaboratif dan inovatif. Unity yang berarti kebersamaan dalam membangun Jakarta. Kemudian network yang artinya memperluas jaringan untuk dapat bergabung dengan JSC. 

Guidance yang artinya memberikan arahan pengembangan kota menuju Smart City. Dan Excellence yaitu memberikan pelayanan publik yang terbaik. Smart City Lounge merupakan pusat kontrol dan mampu menerima pengaduan masyarakat mengenai banjir, macet, sosial, sampah, kriminalitas, pelayanan publik dan masalah lainnya. Di DKI Jakarta implementasi konsep kota cerdas diwujudkan melalui peluncuran aplikasi portal Smart City sejak desember 2014 lalu. Aplikasi yang dikelola pemerintah provinsi DKI Jakarta tersebut memberikan warga informasi kondisi Jakarta melalui mitra aplikasi. Seperti Qlue dan Twitter, portal ini juga dapat membantu masyarakat untuk mengetahui fasilitas umum untuk dijadikan referensi dan informasi sesuai kebutuhan sehari-hari.Kedua ada kota Surabaya, Surabaya yang menerapkan teknologi Smart City Environment yang berfokus pada system management lalu lintas. Memiliki tujuan untuk mengelola lalu lintas secara strategis, untuk mengurangi kemacetan, memangkas waktu perjalanan dan mengurangi frustasi ratusan, bahkan jutaan orang yang tinggal, bekerja, atau berkunjung di kota Surabaya. Kota ketiga yaitu Bandung yang menerapkan konsep Smart City yang bernama Hay u Bandung. 

Hay u Bandung adalah sebuah program milik badan pengkaji dan penerapan teknologi atau BPPT yang dapat memudahkan masyarakat bandung memperoleh perizinan. Contoh perizinan yang dapat di akses melalui Hay u Bandung adalah perizinan online, citizen komplain online, dan penggunaan sosial media twitter sebagai ajang komunikasi warga. Pengembangan kota cerdas dirintis melalui Bandung command center dengan menempatkan 64 kamera pengawas (CCTV) di berbagai sudut kota yang di control dari ruang pusat komando Pemkot Bandung. Dengan kamera pengawas yang memantau mengenai parkir liar, pedagang kaki lima di area terlarang, informasi kemacetan, tindakan vandalism dan aksi geng motor yang meresahkan warga kota. Kota kelima yang telah menerapkan konsep Smart City yaitu Denpasar Bali. Denpasar juga sudah menerapkan teknologi Smart City diantaranya Denpasar trending. Denpasar trending merupakan laman e-commerce yang dikelola oleh dinas perdagangan dan perindustrian Denpasar. Laman tersebut menjual karya industri kreatif dari seluruh bali. Mulai dari kain, aksesoris, perhiasan, ukiran dan juga herbal. Hal ini membuka peluang pasar lebih luas bagi seluruh pelaku bisnis dan industri kreatif di bali.

Denpasar trending merupakan salah satu strategi pemerintahan kota Denpasar dalam mempersiapkan pelaku industrinya guna menghadapi ekonomi masyarakat asean. Terakhir ada Yogyakarta yang menerapkan Jogja Smart  Servis (JSS). Yaitu aplikasi untuk memudahkan masyarakat dalam memperoleh layanan yang disediakan oleh pemerintah dan dapat diakses kapan saja. Jogja Smart Servis (JSS) disebut sebagai balai kota dunia maya Yogyakarta. Aplikasi ini juga dapat download di Google Play Store.

Jadi sebenarnya apa tantangan perkotaan menuju Smart City? Tentu saja kompleksitas permasalahan kota yang berkembang sangat cepat. Sedangkan solusi-solusi konvensional sering kali tidak dapat mengejar kecepatan pertumbuhan masalah tersebut. Jadi, jika penyelesaian dilakukan dengan solusi-solusi yang biasa saja maka akan tertinggal karena lebih cepatnya permasalahan. Sehingga diperlukan solusi-solusi baru yang lebih efektif dan inovatif untuk menyelesaikan permasalahan Smart City. Smart City juga menghendaki adanya sumber daya manusia yang aktif, kreatif, serta munculnya komunitas-komunitas yang peduli sesama. Kota cerdas mengintegrasikan semua itu agar saling terhubung. Integrasi inilah yang nantinya membuat sebuah kota menjadi lebih layak untuk dihuni, berbudaya, aman, nyaman dan manusiawi. Jika Jakarta, Surabaya, Bandung, Denpasar, dan Yogyakarta bisa, maka kota-kota lain di seluruh  penjuru Indonesia juga bisa untuk bersama-sama mewujudkan Smart City untuk Indonesia cerdas.

“Smart City bukan kota dengan banyak aplikasi tapi banyak solusi, kemajuan sebuah bangsa tidak hanya dilihat dari product domestic tetapi kesejahteraan sosial. Maka mari bersama- sama fokus pada solusi untuk Smart City Indonesia Cerdas”

Ditulis oleh Mentari Destriani

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »