Tanggal :24 April 2024

Wisata Desa Penglipuran sebagai Smart Destination di Bali

Gambar 1. Sumber: travel.detik.com

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia atau juga disebut sebagai Nusantara atau Negara maritim, telah menyadari pentingnya sektor pariwisata terhadap perekonomian di Indonesia dikarenakan pertumbuhan pariwisata Indonesia selalu di atas pertumbuhan ekonomi Indonesia (Soebagyo, 2012:153-158). Meningkatnya destinasi dan investasi pariwisata, menjadikan pariwisata sebagai salah satu faktor kunci dalam pendapatan ekspor, penciptaan lapangan pekerjaan, pengembangan usaha, dan infrastruktur (Audifa, 2017:19). Salah satu bentuk kontribusi besar pariwisata terhadap pembangunan suatu negara atau daerah diberikan oleh pajak pembangunan yang diperoleh dari sektor pariwisata sebagai tumpuan dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD). 

Pulau Bali memiliki daya tarik tersendiri, menjadi pintu masuk wisatawan mancanegara maupun lokal, sekaligus sebagai sumber pendapatan daerah dan nasional yang bersumber dari sektor pariwisata. Bali terkenal dengan budaya dan keramahtamahan masyarakatnya, hal ini merupakan hal unik yang selalu dicari wisatawan, disamping keindahan alam dan keanekaragaman daya tarik wisata yang dimilikinya. Salah satu bentuk wisata yang ditawarkan pulau Bali adalah Desa Wisata. 

Gambar 2. Ilustrasi design by: Sumanto

Dinas Pariwisata Provinsi Bali mengoptimalkan pengembangan dan promosi 100 desa wisata untuk wisatawan mancanegara dalam mengupayakan pemerataan ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan (Audifa, 2017:22). Sejalan dengan itu, pengembangan ini termasuk ke dalam prinsip Smart Destination pada indikator Smart City yang mempunyai prinsip untuk meningkatkan pengalaman pengunjung, menyediakan Platform cerdas untuk menyatukan dan mendistribusikan informasi di dalam destinasi berbasis Internet of Things (IoT), memfasilitasi pengalokasian sumber daya yang lebih efisien, dan mengintegrasikan pemasok kepariwisataan pada tingkat mikro dan makro. (https://pemasaranpariwisata.com/

Satu dari desa wisata yang terdapat di Bali adalah Desa Penglipuran. Desa adat penglipuran merupakan desa adat tradisional di Provinsi Bali yang masih menggunakan konsep tata ruang tradisional, kondisi ini menjadi daya tarik wisata dan ditetapkan sebagai desa wisata melalui Surat Keputusan Bupati Kabupaten Bangli Nomor 115 Tahun 1993 tentang penetapan objek-objek wisata daerah Kabupaten Bangli.

Gambar 3. Sumber: Hipwee.com

Desa wisata tersebut didukung oleh Sandiaga Uno selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Sandiaga Uno mengatakan, desa wisata merupakan masa depan pariwisata Indonesia dan simbol kebangkitan ekonomi. “Di era pandemi ini, kita mengubah pola hidup menjadi lebih bersih dan sehat. Kemenparekraf all out mendorong perluasan desa wisata,” tutur beliau. (https://travel.kompas.com/). Dengan potensi desa wisata menjadi masa depan pariwisata Indonesia, serta upaya perluasan pengembangan desa wisata, Sandiaga berharap hal tersebut dapat membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya. Sejalan dengan tujuh belas tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yang termasuk pengembangan sumber daya alam dan manusia. 

Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana mengharapkan seluruh desa wisata di Bali segera bisa tersertifikasi Cleanliness, Health, Safety and Environment Sustainability (CHSE) pada tahun ini. “Saya berharap seluruh desa wisata di Bali menggunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya agar tahun ini seluruhnya bisa tersertifikasi,” kata Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace). (https://travel.detik.com/). Untuk diketahui, sertifikasi CHSE adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha pariwisata, destinasi pariwisata, dan produk pariwisata lainnya. Sertifikasi dilakukan untuk memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan.

Dengan adanya dorongan semangat dari pemerintah daerah dan pusat, diharapkan desa wisata Penglipuran ataupun desa wisata lainnya yang terdapat di Indonesia bisa memaksimalkan dan mengimplementasikan lebih dalam Smart Destination, Smart Tourist, dan Smart People. Terlebih, Provinsi Bali dikenal sebagai ikon pariwisata Indonesia. Sehingga masuk ke dalam daftar Provinsi yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Dalam upaya ini, masyarakat lokal diharapkan untuk memilih tempat-tempat wisata dalam negeri untuk memajukkan perekonomian dan pariwisata khususnya desa wisata. 

Ditulis oleh Sadam Khadafi

Sumber:

  1. Audifa Sekar. 2017. “Pelaksanaan Community- based Tourism di Desa Penglipuran Kabupaten Bangli, Bali”. Skripsi. FISIP Universitas Katholik Parahyangan.
  2. Pancawati Dewi. 2021. Desa, Antara Pandemi dan Target SDGs Desa.  Dalam Artikel https://www.kompas.id/baca/riset/2021/08/13/desa-antara-pandemi-dan-target-sdgs-desa/ diakses pada tanggal 8 September 2021. 
  3. Ramadhian Nabilla. 2021. Sandiaga Uno: Desa Wisata, Masa Depan Pariwisata Indonesia. Dalam berita https://travel.kompas.com/read/2021/07/16/150136727/sandiaga-uno-desa-wisata-masa-depan-pariwisata-indonesia diakses pada tanggal 8 September 2021. 
  4. Sekilas Mengenai Smart Destination. Dalam artikel https://pemasaranpariwisata.com/2018/01/11/sekilas-mengenai-smart-destinations/ diakses pada tanggal 9 September 2021.
  5. Soebagyo. 2012. “Strategi Pengembangan Pariwisata di Indonesia”, Jurnal Penelitian Liquidity, Vol. 1 No. 2. 
  6. Suadnyana Sui. 2021. Seluruh Desa Wisata di Bali Bakal disertifikasi CHSE Tahun ini. Dalam berita https://travel.detik.com/travel-news/d-5639008/seluruh-desa-wisata-di-bali-bakal-disertifikasi-chse-tahun-ini diakses pada tanggal 8 September 2021.
Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »