Tanggal :19 April 2024

Limbah Medis Covid-19 Dengan Segala Problematikanya

Sudah hampir menginjak dua tahun, pandemi Covid-19 belum juga usai. Hingga saat ini, hampir 175 juta orang di seluruh dunia telah terinfeksi Covid-19 dan lebih dari 3,7 juta telah kehilangan nyawa. Gejala virus ini bervariasi, mulai dari flu biasa bahkan gangguan pernapasan berat menyerupai pheumonia, batuk kering, pilek hingga demam tinggi.

Untuk mengurangi dan mencegah rantai penularan Covid-19, harus mematuhi dan mengimplementasikan protokol kesehatan dengan baik. Pemakaian masker sudah menjadi kewajiban bahkan hingga era new normal, tenaga kesehatan setiap harinya harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri), pemeriksaan kesehatan melalui swab dan rapid test juga masih berjalan guna mencegah penularan virus hingga pemberian vaksin yang terus ditingkatkan. 

Semua hal tersebut menghasilkan limbah. Keberadaan limbah Covid-19 yang semakin banyak kian mengkhawatirkan. Hal ini perlu segera diselesaikan, jika terus bertambah bahkan menumpuk hanya akan merusak lingkungan serta berpotensi menimbulkan konsekuensi pembangunan berkelanjutan setelah masa pandemi ini usai. Lalu, apakah pemerintah, pihak swasta serta masyarakat telah menyiapkan upaya yang matang untuk menanggulangi hal ini?

Sumber: cnnindonesia.com

Upaya Pemerintah Atasi Lonjakan Limbah Medis Akibat Covid-19

Limbah medis akibat pandemi Covid-19 masuk kedalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), limbah-limbah yang masuk kategori tersebut adalah masker, fail vaksin, jarum suntik, faceshield, perban, sarung tangan alat PCR antigen, APD, infus bekas, alkohol pembersih swab hingga hamzat. Pemerintah terus berupaya untuk mengatasi lonjakan limbah medis ini. Menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, saat ini terdapat insinerator yang masih dalam relaksasi izin untuk operasional oleh KLHK. Insinerator yang akan beroperasi memiliki suhu hingga 800 derajat celsius yang saat beroperasi diawasi oleh KLHK. Selain itu, pemerintah juga telah menyiapkan anggaran senilai Rp 1,3 triliun untuk membantu proses pengolahan limbah medis ini. Tak hanya pada pendanaan, pembangunan fasilitas untuk pengolahan limbah medis B3 juga akan disiapkan oleh pemerintah.

Upaya Yang Dapat Dilakukan Oleh Seluruh Masyarakat

Selain pentingnya kesadaran masyarakat, realisasi upaya manangani lonjakan limbah medis juga perlu ditingkatkan. Limbah medis menjadi polemik karena bila dibuang ke alam membutuhkan waktu lama untuk dapat terurai, sedangkan bila dibiarkan khawatir akan infeksius dari limbah tersebut. Untuk mengatasi hal ini, dapat dilakukan mulai dari pemilihan apakah limbah tersebut merupakan limbah domestik atau limbah infeksius. 

Limbah domestik merupakan sampah rumah tangga yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah, sementara limbah infeksius berupa limbah tisu, masker, sarung tangan, sapu tangan, kain sekali pakai dan APD. Untuk limbah masker dianjurkan dilakukan disinfeksi terlebih dahulu dengan cara direndam dalam larutan disinfektan/klorin/pemutih kemudian dilakukan perubahan bentuk seperti dirusak talinya atau dirobek, hal ini dilakukan untuk mencegah digunakan ulang (Kemenkes RI, 2020). 

Selanjutnya, pewadahan dan disinfektasi. Hal ini dapat dilakukan melalui tahapan mengumpulkan limbah dalam plastik sekali pakai, saat limbah telah mencapai tiga perempat harus ditutup dengan kuat hingga udara didalamnya sedikit mungkin. Ikat kuat kantung tersebut dengan model leher angsa. Kemudian semprotkan cairan desinfektan pada bagian luar kantung yaitu larutan desinfektan klorin 0,5%. Langkah terakhir yaitu pelabelan, dilakukan dengan memberi nama “limbah infeksius” serta gunakan wadah tertutup.

Ditulis oleh Wanda Marissa

Sumber :

  1. https://www.google.co.id/amp/s/amp.kontan.co.id/news/pemerintah-berupaya-mengatasi-lonjakan-limbah-medis-akibat-pandemi-covid-19-1
  2. https://www.biofarma.co.id/id/berita-terbaru/detail/kenali-virus-covid19
  3. Axmalia, A., & Sinanto, R. A. (2021). Pengelolaan Limbah Infeksius Rumah Tangga pada. Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol.7, No.1, 75.
Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »