Tanggal :23 April 2024

Kota Solok Siap Memajukan Daya Saingnya Melalui Smart Branding

Pemerintah Kota Solok melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) kembali mengadakan Focus Group Discussion (FGD) Blue Print Smart Branding di Aula Bappeda, Jum’at (13/8/2021) sebagai kelanjutan dalam pengukuhan smart city branding.

Kegiatan ini dihadiri   yang mewakili Walikota Solok, Kepala Dinas Kominfo Zulfadli didampingi Sekretaris Dinas Kominfo Lusya Adelina, dan Kabid Tata Kelola e-Government dan Statistik Ifan Suhendri beserta pejabat dari OPD terkait implementasi smart city branding.

Hari Kusdaryanto, Chief Strategy Officer PT. Citi Asia Internasional, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa konsultansi perencanaan smart city menjadi narasumber pada FGD kali ini.

Asisten Wako Bidang Pemerintahan, Nova Elfino menyampaikan rangkaian penyusunan smart branding untuk Kota Solok sudah ditetapkan dengan Peraturan Walikota Nomor 13 Tahun 2020 tentang Rencana Induk Kota Cerdas Tahun 2020-2025.

Nova Elfino berharap dengan terlaksananya kegiatan diskusi ini bisa mendorong kolaborasi dan kepedulian seluruh elemen kota dan sektor pembangunan terhadap program smart city branding di Kota Solok.

Kota Solok berupaya menjadi smart city di Sumatera Barat dengan membuat rangkaian smart branding untuk mengembangkan daya saing pada bidang pembangunan dan ekonomi agar bisa bersaing dengan daerah lain.

Smart branding adalah upaya membangun branding daerah yang lebih pintar sehingga mampu meningkatkan daya saing daerah, dan smart branding merupakan salah satu dari enam pilar dalam membangun smart city, disamping smart living, smart economy, smart governance, smart environment, dan smart society.

Mengapa perlu dilakukan smart city branding? Kota yang sudah melakukan city branding akan dikenal dengan persepsi yang baik, city branding dapat dimanfaatkan sebagai kanal berbagai visi dan aspirasi.

“City branding dapat dimanfaatkan untuk menggambarkan potensi yang ada di suatu daerah, menunjukan positioning ekonomi, menghilangkan stereotip, dan memberi konteks untuk promosi daerah.

“City branding bukan sekedar citra grafis tetapi juga peningkatan daya saing dan nilai tambah daerah melalui pengembangan ekosistem pariwisata, ekosistem bisnis dan penataan wajah kota dalam rangkaian yang inovatif dan kolaboratif.

“Dalam upaya pengembangan ekosistem pariwisata dengan mengembangkan destinasi dan atraksi serta amenitas (fasilitas) yang layak bagi wisatawan, membangun budaya hospitalities oleh warga termasuk keramah-tamahan, kemampuan berbahasa asing, literasi digital, ketersediaan tour-guide dan lain-lain,” ungkap Hari Kusdaryanto.

Pernyataan tersebut sangat relevan dengan pembuatan platform pemasaran komoditas unggulan melalui e-commerce dan pasar moderen jika dilihat dari perkembangan ekosistem bisnis di tengah situasi pandemi Covid-19. Lalu, Kota Solok juga perlu untuk mendorong investasi serta pembangunan produk dan jasa industri kreatif.

Pembangunan citra atau wajah kota dapat diwujudkan melalui penataan kota yang menonjolkan arsitektur nilai-nilai lokal dengan tetap mengikuti dinamika modernisasi, merancang jalur koridor utama kota, tepian kota (edges), titik simpul kota (nodes), persimpangan (signage), petunjuk jalan, tengara (landmarks) seperti; patung, bangunan, fasad alam yang merefleksikan visi branding kota.

Hari Kusdaryanto memaparkan hasil scoring yang telah dilakukan pihak Citiasia terhadap tiga ekosistem smart branding Kota Solok memiliki skor yang tergolong rendah, destinasi pariwisata (56,7 dari 100), amenitas (53,3 dari 100). Sedangkan scoring citra atau wajah kota memiliki skor yang paling rendah yaitu edges (26,7), landmarks (43,3) dan signage (33,3).

Scoring ekosistem bisnis dirasa cukup, semua indikator nilainya melebihi skor 60, hal ini karena secara alamiahnya aktivitas ekonomi kota Solok lebih dominan pada sektor perdagangan dan jasa, lanjut Hari Kusdaryanto.

Kegiatan FGD juga menampilkan draf rencana induk pengembangan smart branding pada masing-masing ekosistem beserta sejumlah rencana kegiatan penunjang, beberapa di antaranya adalah penyusunan brandbook, pembuatan video marketing kota, aktivasi social media, pembentukan tim branding daerah lintas sektor, roadshow promo daerah dan bisnis forum secara berkala.

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »