Tanggal :24 April 2024

Harapan Penerapan Konsep Forest City & Smart City di Ibukota Baru

Sumber: Barstool Sports

Halo Smart People, belakangan kerap kali media massa membahas tentang pembangunan ibukota baru. Belum lagi pengumuman nama ibukota baru ‘Nusantara’ mendapat respon beragam dari berbagai kalangan. Bagaimana ekspektasi pembangunan ibukota baru? Mari simak informasi berikut ini. 

Pemerintah tengah merancang pembangunan ibu kota baru yang direncanakan berada pada lahan seluas 256.142 Hektar (Ha) di Kalimantan Timur. Pengembangan kawasan ini pun nantinya akan mengusung konsep forest city yang ramah lingkungan. Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas, Rudy Prawiradinata mengatakan, 50 persen dari luas ibu kota baru nantinya merupakan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Ibu kota negara juga nanti akan memanfaatkan energi baru terbarukan atau EBT seperti energi air, angin, atau matahari. Sebab, dalam konsep mengenai green city yang sustainable, efisiensi mengenai konservasi energi memang harus bisa dipastikan. Selain itu, ibu kota baru juga akan dilengkapi sistem bangunan yang green design, serta circular water management system yang akan memanfaatkan air secara optimal.

Segi penggunaan manajemen air juga menjadi salah satu hal yang diperhatikan pemerintah. Salah satunya dengan smart water management. Water treatment system ini menjadi penting, sebab nantinya dengan sistem tersebut diharapkan dapat menghemat konsumsi air hingga 15% atau mencegah non revenue water. Air yang akan digunakan oleh masyarakat pun bukan hanya sekedar air bersih, melainkan air yang siap minum.

Putri Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid mendukung penuh rencana pemindahan ibu kota negara. Yenny menggarisbawahi agar konsep smart and sustainable city diterapkan dalam pembangunan ibukota baru. 

Menurutnya, konsep smart city yang memiliki ciri-ciri berupa hyper connectivity, penggunaan teknologi internet of things, dan big data untuk mengatur sistem yang berjalan, mulai dari pengolahan limbah sampai supply energi dan air harus diterapkan di ibu kota baru. 

Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia Hendricus Andy Simarmata, kepada Kompas.com Andy menerangkan ketika ibu kota baru dipindahkan, artinya akan ada pembangunan baru yang menggelontorkan banyak biaya. Dengan melakukan pembangunan yang lebih efisien dan menerapkan urban nature lewat smart city, diharapkan anggaran lebih hemat dan kota pun lebih tertata.

Selain itu, Andy mengatakan smart city juga bisa dibangun dengan peningkatan energi, salah satunya dengan memperhatikan desain bangunan. Jika bangunan dibangun tanpa memperhatikan cahaya masuk, bangunan tertutup, dan mengakali dengan pasang AC, maka ke depan desain bangunan untuk ibu kota baru harus lebih hijau dan lebih hemat energi. 

Tantangan apa saja yang mungkin dialami oleh pembangunan ibukota baru dengan mengusung konsep ini, Smart People? Ayo berikan pendapatmu di kolom komentar!

Penulis: Mia Patricia | Illustrator: Rizky Sabilurrasyid

Sumber

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »