Tanggal :29 March 2024

Smart Farming: Tingkatkan Pertanian di Indonesia

Teknologi di Indonesia tengah berkembang sangat pesat, salah satunya di bidang pertanian. Pertanian di Indonesia sudah menggunakan teknologi seperti robot, sensor suhu dan kelembapan, gambar udara, serta GPS. Hal ini menjadi salah satu penerapan smart farming.

Smart farming merupakan penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IT) yang disebut third green revolution. Setelah revolusi pemuliaan tanaman dan genetika, third green revolution ini mengambil alih dunia pertanian berdasarkan pada aplikasi gabungan solusi IT seperti peralatan presisi, Internet of Things (IoT), sensor dan aktuator, sistem penentuan posisi geografis, Big Data, robotika, dll. (Biops Agrotekno, 2021)

Untuk itu penggunaan smart farming ini dapat dihubungkan pada perangkat keras maupun lunak yang dirakit dan disambungkan dengan perangkat teknologi seperti handphone, tablet dan sebagainya untuk pengumpulan informasi seperti kelembaban udara, kondisi cuaca dan kondisi tanah. 

Teknologi pada Smart Farming

Berikut ini teknologi-teknologi yang dapat digunakan dalam mendukung perkembangan smart farming di Indonesia, yaitu:

1. Sensor

Pada smart farming memiliki sensor yang berfungsi untuk mengawasi serta mengontrol lahan pertanian. Sensor ini sebagai stasiun cuaca yang dapat melakukan penyiraman dan pemupukan melalui konektivitas yang dimiliki oleh para petani.

2. Perangkat Lunak / Software

Pada smart farming memerlukan software yang dapat bekerja dengan perangkat yang tersedia salah satunya adalah software pertanian hashmicro yaitu mengoptimalkan pada pengolahan lahan, penetapan masa panen, serta pengelolaan buruh dan karyawan dalam satu sistem.

3. Konektivitas

Pada smart farming memerlukan konektivitas internet (Internet of Things) yang dapat terhubung dengan perangkat milik para petani, sehingga dapat melihat data, proses internal. manajemen biaya, pengurangan limbah, dan volume kualitas.

4. Teknologi GPS

Pada smart farming teknologi GPS digunakan untuk pemetaan yang dilakukan oleh sinyal satelit sebagai navigasi pertanian, sehingga mengurangi resiko terjadinya gagal panen karena produktivitas hama. 

5. Perangkat Keras  / Hardware

Perangkat keras membantu pekerjaan secara otomatis dan terukur dengan menggunakan robotic serta drone yang berfungsi sebagai sarana evaluasi dalam menentukan titik keakuratan, menilai kesehatan tanaman, antisipasi hama dan penyakit. 

6. Analisis Data

Data digunakan sebagai alat pengambilan keputusan serta prediksi pertanian kedepannya. hasil analisa juga dapat digunakan oleh para petani dalam mendapatkan solusi terkait budidaya pertanian. 

Penerapan Smart Farming di Indonesia

Indonesia telah menerapkan pertanian modern yang biasa disebut sebagai smart farming. Adapun penerapannya sebagai berikut: 

  1. Mengimplementasikan UAV agriculture yang memiliki fungsi membawa cairan insecticide, pestisida, hingga fertilizer/ pupuk cair untuk di semprotkan di atas lahan pertanian secara otomatis.
  2. Mengimplementasikan teknologi drone untuk survei udara dalam pertanian sebagai inspeksi kesehatan tanaman dengan metode NDVI image processing.
  3. Mengimplementasikan otomatis untuk mengetahui weather – nutrient sensing yang terintegrasi melalui wireless ke smartphone atau laptop pada stasiun utama.

Diciptakannya smart farming dapat memudahkan bagi para petani dalam mengelola lahan pertanian secara modern. Selain itu, teknologi ini memerlukan generasi millenial untuk membantu dalam pembaharuan teknologi di bidang pertanian agar lebih optimal. 

Pada saat ini pertanian lebih di dominasi dengan generasi tua, sehingga tentu memerlukan generasi millenial untuk melakukan re-generation sebagai penyambung kehidupan manusia melalui sandang, pangan, dan papan. 

Referensi

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »